Friday, November 20, 2009

Sejuta Rasa Anak Kos...













Fitrandi Ramadhan atau biasa dipanggil Abang Andi anak sulung saya saat ini kuliah di ITB Teknik Informatika semester 3. Meski saya mempunyai beberapa sanak famili yang tinggal di Bandung, anak saya memilih untuk kos seperti teman-temannya yang lain dengan pertimbangan jarak yang dekat dengan kampus dan untuk belajar hidup mandiri. Saya dan my hubby menghargai pilihannya meski mulanya tetap dengan berat hati karena selama ini dia belum pernah sekalipun hidup terpisah dari keluarga. Tapi saya dan my hubby harus bisa mendukungnya karena itu adalah destiny dia untuk mencapai kemandirian, kedewasaan dan kesuksesan diri. Jika anak lain mampu melewati masa itu mengapa kami tidak memberi kesempatan anak saya menjalani hal yang sama?

Yah, saya dan my hubby hanya bisa berdoa dan memberi wejangan kepadanya agar berhati-hati melangkah karena sekarang hanya ada dia dan teman-temannya tanpa ada saya, my hubby dan adik-adiknya dalam kehidupan sehari-hari. Jika selama ini dia tidur sekamar dengan Ari adiknya, maka beberapa tahun ini dia tidur sendiri di kamar kosnya dan mengurus segala keperluannya sendiri pula. Alhamdulillah Abang Andi berhasil mendapatkan kamar kos dirumah yang cukup bagus dengan harga yang terjangkau meski letaknya didalam gank kecil. Lokasinya merupakan mayoritas perumahan kos yang tidak jauh dari kampus Ganesha (lihat foto di atas).

Minggu-minggu pertama terasa berat bagi kami berdua dan (juga) Abang Andi. Hampir setiap malam kami saling bertelepon ria. Hampir dua minggu sekali dia pulang. Ataupun jika tidak bisa, maka kami sekeluarga yang pergi ke Bandung. Ternyata kebersamaan yang ada selama ini sungguh berharga, sehingga saat waktu berpisah terasa beraaaat. Seringkali malam-malam dia menelepon saya mengatakan bahwa dia kesepian di kosnya. 'Rasanya hampa dan dingin banget ma...Abang kangen sama suasana rumah yang hangat dan rame...'. Alhamdulillah ya Allah, ternyata meski seringkali anak saya bertiga ribut dirumah bertengkar dan hiruk pikuk ini itu dengan saya dan bapaknya, justru suasana itu yang dirasa hangat baginya. Maka tidak heran jika dia seringkali terlihat enggan pada saat harus kembali ke Bandung setelah berlibur dirumah. Selalu ada-ada saja barang yang tertinggal ataupun berangkatnya pasti agak terlambat dan terlihat ogah-ogahan.

Satu tahun berlalu, kini Abang Andi sudah banyak aktif di kegiatan kemahasiswaan selain kuliah. Meski sudah bisa mengatasi kesepian dengan seabrek kegiatan yang ada, yang akibatnya waktu libur ke Jakarta berkurang frekwensinya, tetap saja dia terlihat enggan jika harus balik ke Bandung setelah berlibur beberapa hari di rumah. Saya dan my hubby mengamati bahwa satu hal itu tidak pernah berubah. Sambil berseloroh Abang Andi mengatakan bahwa mendingan dia di Bandung terus tidak usah pulang ke Jakarta daripada kalau sudah pulang selalu malaaaas untuk balik kuliah lagi..:))))).

Beberapa hari yang lalu tanpa sengaja saya membaca blog seorang mahasiswi yang baru memulai kehidupan kos di Bandung tahun ini. Tulisannya menarik hati saya karena mirip sekali dengan apa yang selama ini dialami/dirasa Abang Andi. Ada baiknya saya kutip disini untuk sharing bagi siapa saja yang anaknya sedang/mau hidup sendiri di kota lain/kos.

pagi ini aku tersenyum karena aku tahu aku bangun dan berada di atas tempat tidurku. di kamarku, kamar yang paling nyaman dari semua kamar yg pernah ku singgahi..dan aku tahu aku berada di rumahku, tempat yang paling indah dan nyaman, tempat tinggalku selama 17 tahun ini, tempat aku berkumpul bersama keluarga kecil namun bahagia :)
aku bersyukur entah kenapa hal ini terus terngiang di pikiranku. bersyukur karena aku masih diberi kesempatan utk berkumpul bersama keluarga kecilku. masih diberi kesempatan untuk melihat orangtuaku, melihat adik kecilku yang sedang dalam proses pendewasaan diri. masih diberi kesempatan bersama mereka sampai detik ini. aku bersyukur aku berada di keluarga ini, walaupun mereka banyak kekurangan tapi tetaplah mereka keluargaku. aku sayang mereka dan aku menyadari hal itu.

semenjak kuliah di luar kota, aku sadar bahwa mereka sangat berharga. rasanya selalu nyaman jika sudah berada di rumah dan enggan balik ke kosan. disini selalu ada yang menyambutku ketika pulang, ada yang menyayangiku. disana? sendirian. berkutat dengan semua citacita,mimpi dan harapanku, terlalu hectic dan menjemukan. tapi, aku harus tetap bertahan disana, mengejar semua impianku sampai nanti ketika aku dewasa aku bisa membahagiakan mereka .

mereka bisa bahagia ketika tahu bahwa putri kecil mereka yang dulu cengeng dan manja, sekarang sudah menjadi dewasa mampu mandiri,kuat dan sukses. semoga aku bisa menjadi seperti itu :)

PS: mohon maaf penulisnya/sumbernya tidak dicantumkan karena datanya hilang...

No comments: