Friday, August 27, 2010

SAYA DIRAMPOK DI SIANG BOLONG !!!

                                          gambar dari warta kota live.com
 
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un….
Hanya itu kata yang bisa diucapkan seketika saya tersentak kaget saat tas tangan mungil hitam kesayangan saya direnggut paksa oleh 2 kawanan perampok berboncengan sepeda motor dari tangan/pangkuan. Ketika itu saya sedang ‘duduk manis’ dalam bajaj yang mengantar saya pulang dari Bank Mandiri menuju rumah saya. Sebenarnya jarak tempat tinggal saya dari Bank Mandiri Cabang Pulomas tidak terlalu jauh karena saya hanya membayar 5000 rupiah untuk ongkos bajaj tersebut (sekitar 1 km).

Kejadian siang hari bolong pukul 2 di jalan Pulomas Raya itu berlangsung cepat dalam hitungan detik dan membuat saya terpana/bengong tanpa mampu berbuat apapun untuk mempertahankan milik saya tersebut. Sepertinya tidak ada orang sekitar yang ‘ngeh’ atau melihat kejadian itu selain saya, supir bajaj dan 2 orang perampok/penjambret itu. Mungkin karena saat itu cuaca panas menyengat khas bulan puasa yang mana suasana jalan tampak sepi dan tidak banyak orang dan kendaraan lalu lalang. Meski sebenarnya pada pagi dan sore hari jalan raya Pulomas yang merupakan jalan utama kompleks perumahan Pulomas selalu ramai oleh orang serta kendaran bermotor.  Jalan Raya ini digunakan sebagai jalan perlintasan/alternatif mobilitas kendaraan dari dan ke Kelapa Gading, Tanah Mas, Cempaka Putih, Rawasari, Cempaka Mas dan By Pass (Ahmad Yani).


Supir bajaj sempat berinisiatif untuk mengejar kawanan perampok itu dengan melajukan kecepatan bajajnya. Tapi itu pekerjaan yang mustahil menurut hemat saya, karena kawanan itu langsung tancap gas dengan kecepatan maksimum melesat meninggalkan saya dan supir bajaj. Akhirnya dengan lunglai saya menyuruh supir bajaj berbalik arah berjalan menuju ke rumah saya. Pikiran saya langsung kosong dan hanya air mata saya yang turun berurai. Sepanjang usia saya 45th, baru kali ini saya mengalami kejadian perampokan tas dan seluruh isinya yang menyesakkan hati. Kalau dompet saya kecopetan pernah mengalami 2 kali, yaitu pertama kali di dalam bis waktu saya baru menjadi mahasiswa UI (1984) dan yang kedua saat berbelanja di ITC Mangga Dua (1998).

Sampai di depan rumah saya baru sadar kalau kunci rumah ada di dalam tas itu . Nah…bagaimana saya bisa masuk sedang rumah saat itu sedang terkunci mulai dari pagar dan pintu depan. Dan bagaimana saya bisa membayar ongkos bajaj? Ya...meski kejadian itu terjadi di dalam bajajnya, saya kira saya harus tetap membayarnya. Untung saya punya tetangga depan rumah yang baik hati. Tetangga saya ini punya pembantu bernama Mbak Rati yang suka saya beri uang/bingkisan karena sering diminta bantuan titip kunci serta menjaga rumah jika saya sekeluarga keluar kota beberapa hari (sudah 2 tahun ini saya tidak memakai PRT). Alhamdulillah saat itu mbak Rati ada dan saya dipinjami uang untuk membayar bajaj.

Terpaksa saya harus menunggu sekitar satu jam dirumah tetangga tersebut sampai anak bungsu saya Icha pulang sekolah dan barulah saya bisa masuk kerumah saya sendiri dengan kunci rumah yang dibawa icha. Di rumah saya langsung menelpon ke Bank Mandiri, BCA sebagai penerbit kartu ATM dan ke Mega Visa kartu kredit untuk melakukan pemblokiran kartu-kartu saya. Alhamdulillah meski ada selang sekita 1 ½ jam dari waktu kejadian ternyata tidak ada saldo rekening yang berkurang atau transaksi kartu kredit yang terjadi.

                                                                                                            gambar dari google

Setelah berganti pakaian rumah, sholat 'asyar dan istirahat di kamar saya yang sejuk (AC), fikiran jernih saya mulai menerawang memikirkan kejadian yang baru saya alami tadi. Mengapa itu bisa terjadi, bagaimana kira2 modus operandinya, apa yang bisa saya sharing/tulis sebagai peringatan untuk teman dan handai taulan khususnya kaum wanita di kompasiana. Mengapa demikian, karena dalam beberapa hari ini saya sering membaca artikel dari teman-teman kompasiana yang berkaitan dengan perampokan/penodongan/penjambretan yang semakin marak di bulan puasa disini, disini dan disini.

Merunut rentetan kejadian pada waktu saya keluar dari Bank Mandiri Cabang Pulomas, saya baru tersadar akan satu perasaan yang kurang enak waktu itu yang saya tidak tahu kenapa. Saya merasa bahwa saat itu ada beberapa pasang mata yang memperhatikan sejak saya keluar dari pintu Bank Mandiri menuju jalan dan memanggil bajaj. Sepertinya saya sudah menjadi incaran mereka dan tanpa saya sadari mereka mengikuti bajaj yang saya tumpangi dan menunggu saat yang tepat dimana suasana jalan/lingkungan sedang sepi sehingga mereka dengan mudah merampok/merampas tas yang saya pegang. Kemungkinan besar mereka adalah kawanan perampok yang beraksi merampok orang-orang/nasabah bank yang menurut bayangan mereka mempunyai uang dalam jumlah yang cukup banyak (biasanya mengambil uang di bank). Saya langsung bergidik/gemetar dengan analisa saya tersebut, karena jika demikian adanya, besar kemungkinan mereka juga berbekal/mempunyai senjata tajam jika korban yang diincar melawan. Saya merasa ‘beruntung’ masih bisa selamat tanpa suatu apapun.

Sebaliknya para perampok itu sebetulnya ‘kurang beruntung’. Itu karena uang didompet saya ‘hanya’ ada 50 ribu rupiah. Entah kenapa saat itu saya enggan mengambil uang via ATM setelah selesai melakukan urusan perbankan. Pikiran saya hanya ingin pulang secepatnya karena lelah dan capek setelah sebelumnya mendampingi tetangga saya berobat ke RSCM. Selain itu ‘hanya’ ada HP Nokia CDMA model lipat yang umurnya sudah 2 tahun tapi tetap saya ‘cintai’ karena hemat dan praktis, kartu-kartu ATM Mandiri, BCA, Mega Visa, Fitness First, Eat n Eat MKG, KTP, SIM, kartu nama orang, peralatan make-up mini dan sebotol parfum kecil kesayangan saya. Kipas kecil, catatan-catatan penting….kacamata baca dan tas tangan mungil yang meski harganya murah meriah tapi sangat saya senangi karena praktis/modis dan belinya di...Tangs S’pore…hiks…hiks. Jika mungkin saya akan hubungi perampoknya dan meminta untuk mengembalikan barang-barang tadi yang menurut saya ‘pasti’ tidak berharga bagi dia sedangkan yang diinginkan adalah barang yang bernilai jual/uang.

Dengan kejadian yang menimpa saya ini, maka saya melakukan himbauan kepada rekan-rekan kompasianer beserta handai taulan khususnya wanita yang akan bertransaksi di bank.

  • Sebaiknya sangat berhati-hati jika keluar dari bank apalagi jika membawa uang dalam jumlah cukup banyak
  • Waspadalah selalu dengan memperhatikan orang-orang yang ada disekeliling apakah mungkin ada yang mengincar anda
  • Jika mungkin, hindari memakai kendaraan umum setelah mengambil uang dalam jumlah yang cukup besar karena ada kemungkinan anda diikuti.
  • Jika anda menumpang bajaj sendirian, meski tidak membawa uang cukup banyak didalam bajaj harap anda duduk dibagian dalam bajaj (jangan di tengah/dekat jendela untuk menghindari penjambretan/perampokan.
  • Meski mengambil uang atau tidak, sejak keluar dari bank, pegang selalu tas anda erat-erat jangan sampai terlengah.
  • Jika memakai kendaraan sendiri bagi wanita, hindari menaruh tas di bangku samping atau belakang karena dengan mudah akan diincar.
  • Jika sampai dirumah, jangan buru-buru turun dari kendaraan untuk membuka pintu pagar karena ada kemungkinan perampok masih mengincar anda juga
  • Jika memungkinkan hindari ke bank sendiri apalagi jika mengambil uang dalam jumlah yang cukup banyak.

Saya teringat kata-kata Bang Napi di TV yang mengatakan bahwa kejahatan itu tidak mungkin terjadi jika tidak ada kesempatan, maka kita selalu harus WASPADA…maka WASPADALAH!



Salam keprihatinan,


Jakarta, 26 Agustus 2010.

1 comment:

Author said...

waw..turut prihatin. Thx buat infonya, smoga ini jadi bahan pelajaran yang berharga.. :D
-Salam-